♫ Cumaaaaa kamoooooooh... ♫ |
Ngeband, ga beda
jauh sama pacaran. Sebelum jadian, ada beberapa tahapan dulu: 1) Pendekatan -- ke
orang yang mau dijadikan personil, 2) Tembak -- ajak gabung di band kalo sesuai
kriteria, 3) Jalanin semuanya bareng-bareng, baik suka maupun duka -- kalau diterima.
Kalau ditolak, cari mangsa yang lain.
Ngeband, ga beda jauh sama pacaran. Dalam perjalanannya, kita harus bisa saling menghargai satu sama lain. Kita harus saling mengerti perasaan satu sama lain. Kita bisa saja merasa jenuh di tengah perjalanan yang kemudian mengambil langkah untuk vakum. Persis seperti sepasang kekasih yang sedang break untuk sekedar mengintrospeksi diri masing-masing.
Selingkuh, ga cuma ada di pacaran doang. Di band
juga banyak terjadi fenomena perselingkuhan. Kalo dia merasa udah ga nyaman sama bandnya, dia bakal nyari ‘pengganti’
yang bisa bikin dia (lebih) nyaman. Atau, ternyata diluar sana banyak band yang udah suka sama dia dari lama. Kemudian, mereka masuk pada saat yang tepat. Mereka masuk tepat disaat dia sedang butuh teman baru. Teman yang siap mendengar segala keluh kesahnya selama ini. Keluh kesah yang ga mungkin ia ceritakan bersama orang yang lama. Mereka
mulai masuk untuk menghibur. Mereka mulai masuk untuk menjadi pendengar yang baik. Mereka mulai masuk untuk membuat dia nyaman.
Selingkuh bersifat temporer. Selingkuh adalah pilihan, pilihan untuk meninggalkan yang lama lalu menjalankan kehidupan dengan yang baru, atau bertahan dengan yang lama tanpa mau kehilangan yang baru.
Ngeband, ga beda jauh sama pacaran. Kalau di band yang lama udah ga
nyaman dan ga bisa dipertahankan
lagi, secara otomatis dia bakal ninggalin lo, apalagi kalau udah ada
penggantinya. Dan yang ditinggalkan harus bisa menerima kehilangan itu.
Ada dua cara ketika lo akan ditinggalkan, 1) Dengan cara baik-baik, 2) Dengan cara tidak baik-baik. Tapi, sebaiknya kalau mau
ninggalin dengan cara baik-baik. Kita juga harus bisa menjaga silaturahmi
dengan mantan teman band kita.
Sekali lagi, ngeband ga beda jauh sama pacaran.
Sekarang, bukan saatnya untuk mencari siapa yang salah dan siapa
yang paling benar, tapi, apa aja sih yang bisa ngebuat seseorang jadi ga nyaman lagi dalam sebuah band.
Setelah melakukan penerawangan dari mata batin gue, ada
beberapa kemungkinan yang bisa ngebuat kita, lo, dan mereka melakukan
perselingkuhan atau memutuskan tali cinta di band.
- Perbedaan selera musik.
Setiap hari, referensi musik yang kita dengar selalu
bertambah. Di satu sisi, kita mau banget musik yang lagi kita suka di
aplikasikan ke dalam bandnya, di sisi lain, karakter bandnya ga sesuai dengan musik yang dia pengin.
Masa musik metal mau digabung sama musik keroncong. Memang ga bisa dipungkiri, perbedaan selalu menjadi salah satu alasan kandasnya sebuah
hubungan.
- Kesibukan lain yang lebih penting.
Kalau udah ngomongin kesibukan, berarti ngomongin
waktu. Kalau udah ngomongin waktu, berarti ngomongin intensitas pertemuan. Waktu
untuk bertemu, waktu untuk berkumpul, dan waktu untuk ngebahas mau dibawa kemana
band ini. Sebagian
pasangan juga kandas karena perkara waktu, jarang berkomunikasi dan bertemu sehingga terjadi miss komunikasi.
- Pemimpin yang arogan.
Dalam sebuah band, biasanya ada seorang yang menjadi
penggerak. Biasanya juga, dia yang ngediriin bandnya. Untuk menjadi seorang leader di dalam sebuah band, hendaklah
bersikap bijaksana. Kalau ada masalah, selesaikan dengan kepala dingin. Perempuan
sangat sensitif, ia akan meninggalkan tipe cowok seperti ini. Egois, kasar, dan
ga pernah mengerti perasaan
pasangannya.
- Target yang ga jelas.
Pacaran aja targetnya harus jelas: menikah, punya
anak, dan hidup bahagia di sebuah rumah kecil di pinggir danau. Ngeband juga
harus punya target: bikin album, albumnya laku keras, terkenal, banyak fans,
pacaran sama fans, menikah, punya anak, hidup bahagia di sebuah rumah kecil di
pinggir danau. Mungkin, mereka yang lebih memilih selingkuh atau putus dari
band karena band yang sebelumnya ga
punya target yang jelas. Gitu-gitu aja.
- Orang tua ga setuju.
Gue yakin banget sama sekali ga ada orang tua ngomong ke anaknya yang masih bayi, “Nak, kalau
kamu udah gede, kamu jadi anak band aja, ya!” Setiap orang tua, berharap
anaknya kelak menjadi orang yang sukses. Seperti menjadi seorang dokter,
presiden, atau pengusaha. Namun, mereka yang dilarang ngeband oleh orang tua, ga jarang mereka tetap ngeband diam-diam.
Ngebandnya backstreet.
Sampai jumpa di postingan mendatang. Gue mau isi ulang energi dulu, ya.
Krisna Pratama
@milikpribumi
milikpribumi[at]gmail[dot]com
settubuh gan. Ngeband itu sama kaya pacaran.. Nice Post
ReplyDeleteMakasih. :)
Deleteemang mirip sih. tapi kenyataannya, kalo cwok suka ngeband lg galau sm pacarnya, pasti pelariannya ke ngeband hhe
ReplyDeleteKalo lagi anget-angetnya pacaran, ada juga yang ninggalin bandnya. Dan ini kenyataan juga. :)
ReplyDeleteHaha.. emang sih tpi kalo menurut saya ngeband lebih mudah bro soalnyagak ada deg-deg'an sama tembak-tembakan haha
ReplyDeleteTembak-menembak ada, ketika kita nawarin gabung di band. Kan ada di paragraf pertama. Bacanya loncat-loncat, ya? :))
Deleteaku pernah punya mantan yang anak band, dia bilang kalau ngurus band lebih sulit dari pacaran, karena kalau pacaran kan menyatukan visi antara 2 kepala, sedangkan kalau band rata2 dah ada 4 sampai 6 kepala, makin banyak kepala makin banyak konflik
ReplyDeleteIyaa kayaknya emang gitu juga sih analoginya keren :D
ReplyDelete