Tuesday, January 15, 2013

Tawar Menawar Cewek-Cewek


Baru-baru ini gue menemukan dua fakta menarik seputar perempuan. Pertama, selain menstruasi, tanda-tanda seorang perempuan sudah memasuki fase dewasa adalah munculnya naluri tawar menawar harga secara alami, dan yang kedua, ada sebuah peraturan yang nggak tertulis untuk menjadi perempuan sejati, yaitu: harus bisa nawar harga sampai titik terendah. Lalu, perempuan yang bisa dapetin barang dengan harga serendah mungkin, maka ia makin disegani oleh perempuan-perempuan lainnya.

Bayangkan kalau budaya harakiri diaplikasikan ke dalam proses tawar menawar ini. Bila seorang perempuan gagal untuk menawar harga barang semurah mungkin, maka perempuan itu harus melakukan harakiri karena sudah dianggap mempermalukan diri sendiri. 

Seorang perempuan, sanggup ‘tawaf’ di sebuah pertokoan selama berjam-jam demi mendapatkan barang yang dia inginkan dengan syarat mutlak semurah mungkin. Mereka sanggup bergerak keluar masuk puluhan toko dalam satu hari. Misalnya, masuk toko pertama di lantai satu harganya Rp. 30.000, masuk toko kedua di lantai dua harganya Rp. 40.000, masuk toko ketiga di lantai lima harganya Rp. 32.000. Mereka lebih milih turun tangga dari lantai lima ke lantai dasar dan beli di toko pertama. Padahal selisihnya cuma dua ribu rupiah… DUA RIBU RUPIAH. Kalo udah kaya begini, cowoknya cuma bisa pasrah ngikutin dari belakang. Ngikutin dari belakang sambil bawain belanjaan yang segede gunung.

Monday, January 7, 2013

Makan Bareng Keluarga


Gue rasa, fenomena makan bareng bersama keluarga (Ayah, Ibu, Kakak dan Adik) di meja makan cuma ada di sinetron doang. Di sinetron, biasanya ada adegan satu keluarga lagi makan bareng di meja makan dengan berbagai lauk pauk serta piringnya yang gede-gede dan gelasnya yang juga ga kalah gede. Tapi mereka ga punya magic jar. Nasinya selalu ngambil dari semacam baskom yang terbuat dari beling. Apalah arti lauk pauk tanpa nasi yang masih hangat.

Gue pribadi, ga pernah makan bareng keluarga di meja makan. Sekalinya makan bareng, duduknya mencar-mencar. Bokap di meja makan, nyokap di ruang tamu, adek gue di depan TV, dan gue di atas kasur. Walaupun makannya mencar-mencar, tapi ngambil nasinya di satu tempat, magic jar. Dan nasinya masih hangat. Aduhai nikmat sekali.

Gue adalah tipe orang yang mau makan apa aja dan dimana aja, ya ayo. Artinya, gue bukan orang yang suka milih-milih tempat makan. Tempatnya harus inilah, harus itulah, ribet amat. Untuk menu makanan pun gue ga macem-macem, kok, minimal ada nasi goreng dan es teh manis juga gue udah anteng. Apalagi kalau ada colokan listrik lengkap dengan WiFi.