Saturday, May 30, 2015

Kemeriahan Pesta Ulang Tahun Rolling Stone Indonesia

Dua minggu yang lalu, di timeline Twitter gue berseliweran e-flyer perayaan ulang tahun majalah Rolling Stone Indonesia yang ke-sepuluh. Dari barisan line up yang akan memeriahkan acara tersebut, hanya Dubyouth Soundsystem yang berhasil merebut perhatian gue. Setau gue, Dubyouth Soundsystem adalah grup/duo electronic/dub/reggae yang lumayan jarang tampil live namun tetap memiliki penggemar yang tentunya tidak sedikit dan tergabung dalam basis Paguyuban Dabyut. Terakhir gue nonton mereka itu pada bulan September 2014 saat mereka menggelar rangkaian tur di Jakarta selama dua hari berturut-turut. Yang pertama di Maitrin Lounge, lalu keesokan harinya berakhir di Beer Garden SCBD. Saat itu, gue hanya sanggup hadir di rangkaian yang pertama dikarenakan masih terlalu hangover untuk melanjutkan sesi ke-dua di Beer Garden SCBD.

Balik lagi ke gelaran Rolling Stone Indonesia #RSINA10. Gue tiba di venue, Rolling Stone Cafe Jakarta, sekitar pukul 20:00 WIB. Jalanan di sekitar lokasi, cenderung tidak bergerak sama sekali. Padahal memang jalanan kan gak bisa bergerak, kalo jalanan bisa gerak-gerak, serem, nanti mobil-mobil pada jatoh. Enggak, ini serius. Arus lalu lintas dari Ampera menuju Kemang & sebaliknya, mengular dan cenderung gak gerak sama sekali. Gue berpikir bahwa ini adalah konspirasi antara "baru gajian" bertemu dengan "weekend". Namun kemacetan yang begitu menggila ini tak digubris oleh sekelompok pemuda di seberang jalan yang sedang asyik menikmati minuman dalam kresek hitam lengkap dengan tiga buah sedotan yang menyembul keluar sebelum akhirnya mereka berjalan gontai masuk ke dalam acara.

Friday, May 15, 2015

Teruntuk Sahabatku

Beberapa hari lagi, salah seorang sahabat gue berulang tahun. Selama sepuluh tahun terakhir, kita (gue dan beberapa sahabat lainnya) selalu merayakan pesta ulang tahun bersama-sama. Namun, nampaknya pada tahun ini gue harus absen karena kebetulan sedang stay di Bali sedangkan mereka di Jakarta.

Walau belum ada obrolan dengan teman-teman yang lain mengenai konsep acara, surprise dll, sejujurnya sejak seminggu belakangan gue sudah cukup galau untuk memikirkan hal ini.

Saat ini, menurut gue pilihannya hanya ada dua; 1) Gue balik ke Jakarta, atau, 2) Mereka semua berangkat ke Bali. Sebenernya agak bingung juga sih dengan pilihan tadi. Selain lagi bokek untuk beli tiket, karena gue juga sedang ada proyek yang gak bisa ditinggal, lalu teman-teman yang lain juga pasti gak akan bisa kesini karena hari H-nya adalah weekdays, dimana mereka semua pasti masuk kerja. Selain ini, gue sama sekali belum memiliki ide lain.

Sementara itu, perasaan berkecamuk mulai menyelimuti diri gue. Gue yakin banget, sahabat gue ini pasti sedih banget kalo gue berhalangan hadir di acaranya. Tapi, harusnya yang lebih sedih itu sih gue, karena gue gak bisa makan gratis sepuasnya. Hahaha..

Friday, May 8, 2015

Ngidam Cabe-Cabean

Courtesy: Google
Momen yang paling berbahagia setelah menikah adalah memiliki anak. Dengan memiliki anak, dapat terlihat bahwa seorang pria itu sejati atau tidak. Berhubung sampai saat ini gue belum memiliki anak --bukan karena gue bukan pria sejati, karena memang gue dan istri bersepakat untuk menunda-- maka gue masih punya banyak waktu untuk belajar tentang info-info seputar kehamilan.

Dan, entah mengapa mesin pencari yang gue gunakan berhenti pada keyword; ngidam.

Situs demi situs gue buka, halaman demi halaman gue baca, sampai akhirnya tak ada satupun yang gue pahami. Maka dari itu, terbesitlah ide untuk menulis postingan ini.

Ehem..

Dari yang gue baca, penyebab ngidam dikarenakan meningkatnya kadar hormon kehamilan yang bernama hurman Chorionic Gonadotropin (hCG) dan prodestron. Ngerti, gak? Gue sih, enggak. Namun yang pasti, konon katanya ngidam pasti akan melanda sebagian besar ibu-ibu yang sedang hamil.

Tipe ngidam untuk masing-masing orang berbeda. Ada yang ingin mengonsumsi makanan/minuman yang aneh-aneh, ada juga yang ingin melakukan hal-hal yang absurd. Yang paling umum adalah hasrat untuk mengonsumsi yang rasanya asam; air perasan handuk mandor, misalnya.

Friday, May 1, 2015

Tentang Flappy Bird & Percintaan

Courtesy: Google
Kurang lebih satu tahun yang lalu, dunia dihebohkan dengan game Flappy Bird. Game simpel dengan karakter burung kecil yang mencoba terbang untuk melewati rintangan pipa air sampai entah kapan dan dimana rintangannya berujung.

Sebagai manusia yang tak ingin ketinggalan zaman, gue pun masuk ke dalam circle manusia yang-smartphonenya-ada-Flappy Bird.

Awalnya, gue sangat menikmati permainan ini. Karena menurut gue --sebagai orang yang bukan maniak game alias orang yang benci dengan game-game ribet-- Flappy Bird ini adalah game yang amat super duper mudah. Cuma tinggal nge-tap, si burung lompat-lompat (atau mungkin lebih tepatnya terbang) berusaha untuk mengindari rintangan yang ada. Gak perlu mikir susah-susah, gak perlu pake strategi. Dapet high score baru; syukur, gak dapet; ya bodo amat. Toh kalo gue mati nanti juga gak akan ditanya sama malaikat, "Berapa skor Flappy Bird tertinggi kamu?"