Wednesday, December 19, 2012

Ngeband, Ga Beda Jauh Sama Pacaran!

♫ Cumaaaaa kamoooooooh... ♫

Ngeband, ga beda jauh sama pacaran. Sebelum jadian, ada beberapa tahapan dulu: 1) Pendekatan -- ke orang yang mau dijadikan personil, 2) Tembak -- ajak gabung di band kalo sesuai kriteria, 3) Jalanin semuanya bareng-bareng, baik suka maupun duka -- kalau diterima. Kalau ditolak, cari mangsa yang lain.

Ngeband, ga beda jauh sama pacaran. Dalam perjalanannya, kita harus bisa saling menghargai satu sama lain. Kita harus saling mengerti perasaan satu sama lain. Kita bisa saja merasa jenuh di tengah perjalanan yang kemudian mengambil langkah untuk vakum. Persis seperti sepasang kekasih yang sedang break untuk sekedar mengintrospeksi diri masing-masing.

Selingkuh, ga cuma ada di pacaran doang. Di band juga banyak terjadi fenomena perselingkuhan. Kalo dia merasa udah ga nyaman sama bandnya, dia bakal nyari ‘pengganti’ yang bisa bikin dia (lebih) nyaman. Atau, ternyata diluar sana banyak band yang udah suka sama dia dari lama. Kemudian, mereka masuk pada saat yang tepat. Mereka masuk tepat disaat dia sedang butuh teman baru. Teman yang siap mendengar segala keluh kesahnya selama ini. Keluh kesah yang ga mungkin ia ceritakan bersama orang yang lama. Mereka mulai masuk untuk menghibur. Mereka mulai masuk untuk menjadi pendengar yang baik. Mereka mulai masuk untuk membuat dia nyaman.

Wednesday, December 5, 2012

Lima Desember


6 Desember 2005
“Ayo, pulang. Udah mau hujan, nanti kita kehujanan.” Nyokap merangkul pundak gue sambil tersenyum.
“Tapi Ibu kasian sendirian disini.” Air mata pun kembali jatuh di pipi gue.
Orang-orang yang tadinya berkumpul di makam Ibu perlahan mulai mengurai. Terlihat beberapa anak kecil yang bekerja sebagai pembersih makam sedang bernegosiasi dengan pelayat. Pedagang kembang mulai membereskan dagangannya bersiap untuk pulang. Dan awan semakin menghitam.
Dalam perjalanan pulang, bokap berusaha menghibur, “Udah ya, jangan sedih lagi. Sekarang kita makan dulu, sebelum pulang.”
“Mau makan dimana, kita?” Sambung nyokap.
Gue ga bergeming. Perlahan, komplek pemakaman mulai hilang dari pandangan mata.


Tuesday, December 4, 2012

Indomie dan "Maaf, Anda Belum Beruntung!"


Banyak banget pilihan rasanya...

Mungkin, salah satu warga Indonesia yang sudah menganggap Indomie sebagai makanan pokok selain nasi adalah gue. Indomie sudah gue anggap lebih dari sekedar makanan. Indomie sudah gue anggap sebagai keluarga gue sendiri. Indomie selalu ada disamping gue disaat senang ataupun sedih dan gue selalu ada buat dia hanya disaat bokek.

Indomie itu fleksibel. Bisa dimakan dengan cara dimasak terlebih dahulu maupun tanpa dimasak.

Cara makan Indomie dengan dimasak : Rebus air dalam panci – masukkan mie – siapkan bumbu di mangkok – angkat mie ketika sudah lembek.

Cara makan Indomie tanpa dimasak : Remek mie – buka bungkusnya – taburi bumbu secukupnya (jangan terlalu banyak, nanti keasinan) – kocok bungkusnya – kunyah sampai habis.

Monday, December 3, 2012

Menang - Kalah Dalam Sepakbola Itu (Tidak) Sama


Sumber gambar : Google

Para pecinta sepakbola pasti sering menyebut kata-kata, “Menang kalah dalam suatu pertandingan sepakbola itu sama saja.” Mungkin kalimat tadi ada benarnya juga. Dulu, gue juga sering ngomong kaya gitu ke teman-teman. Apalagi kalo abis taruhan bola dan tim jagoan gue menang. Sebenarnya, memang agak tipis perbedaan antara berkata bijak dan sedikit ngeledek.

Tapi seiring bertambah dewasanya gue, rasanya kalimat, “Menang ataupun kalah dalam suatu pertandingan sepakbola itu sama saja” juga udah berubah jadi, “Menang ataupun kalah dalam suatu pertandingan sepakbola itu (tidak) sama.” Apalagi kalo kita taruhan bola – kalah – harus utang sana sini – buat – bayar.

Sejujurnya gue ga terlalu suka dengan sepakbola. Jadi gue ga pernah taruhan bola. Gimana mau taruhan kalo gue ga punya tim jagoan dan ga ngerti mana tim yang jago dan mana yang ga jago. Seandainyapun gue suka dengan sepakbola, gue ga mau taruhan. Karena taruhan itu dosa dan dilarang oleh Allah SWT. Kecuali kalo udah pasti menang, mungkin dosanya akan dikurangin sedikit. Mungkin lho, ya. Berarti belum pasti.