Tuesday, August 14, 2012

Terbakar Atau Dibakar?!

Seminggu terakhir ini gue engga ngerti kenapa setiap habis sahur engga bisa tidur lagi. Padahal, gue tidurnya larut malam, kadang mendekati sahur. Sahur dengan mata yang rasanya masih lengket. Jalan berasa ngambang waktu ngambil makan. Ngunyah makan sambil merem. Rasanya mau cepet-cepet selesai makan biar bisa lanjutin tidur lagi. Sialnya, setelah selesai makan ngantuknya hilang. Biasanya kan kalo perut kenyang jadi ngantuk ya? Tapi ini engga. Aneh.

Alhasil, gue jadi sering nonton .3gp berita pagi di TV. Padahal gue jarang banget yang namanya nonton TV. Kegiatan baru ini cukup membuat gue seperti seorang pensiunan PNS. Kalo orang pensiunan kan gitu ya, dari pagi-siang-malem kerjaannya nonton berita mulu. Channel di TV-nya engga pernah berubah, kalo engga TV One ya Metro TV. Tapi tetep ada perbedaan yang mencolok antara gue dengan pensiunan. Kalo gue, nonton beritanya make celana, kalo pensiunan make sarung.

Dari sekian banyak berita yang gue tonton seminggu terakhir ini, yang menyita perhatian gue adalah berita tentang kebakaran. Setiap akhir-akhir bulan puasa dan menjelang lebaran, tingkat musibah kebakaran semakin meninggi. Dari mulai rumah, mall, ruko, pasar sampai pabrik. Penyebabnya bermacam-macam. Ada yang korsleting listrik, petasan, korek api sampai handphone yang meledak saat di charge.

Berikut hasil rekap berita kebakaran seminggu kemarin. Yang bikin sedih, dalam sehari bisa lebih dari satu kejadian. Detailnya, bisa baca link beritanya.

Senin, 6 Agustus 2012
[Makassar – Sulawesi Selatan] Tujuh Rumah Ludes Terbakar.

[Cipinang – Jakarta Timur] Juragan 32 Kontrakan Korban Kebakaran Kampung Jembatan.

[Tanah Abang – Jakarta Pusat] Empat RT Ludes Terbakar.

Selasa, 7 Agustus 2012
[Medan – Sumatera Utara] Ruko Terbakar, Satu Keluarga Tewas.

[Tangerang – Banten] Plaza BSD Serpong Terbakar.

Rabu, 8 Agustus 2012
[Tambora – Jakarta Barat] Kebakaran Tambora Berasal Dari Korsleting.

Kamis, 9 Agustus 2012
[Kebumen – Jawa Tengah] Tak Ada Air, Kebakaran Dibiarkan.

[Tangerang – Banten] Pabrik Plastik Terbakar.

[Otista – Jakarta Timur] 5 Rumah Terbakar Setelah Bocah Bermain Korek Api.

Gue sangat mengerti perasaan mereka yang menjadi korban kebakaran. Kehilangan rumah, harta, benda bahkan ada yang kehilangan keluarganya. Betapa sedihnya hati mereka. Apalagi disaat mereka akan merayakan hari raya Idul Fitri. Hari yang seharusnya dirayakan dengan suka cita, hanya mampu dirayakan dengan penuh keprihatinan.

Tahun lalu. Tiga hari sebelum lebaran. Rumah saudara gue yang tinggal di Sukabumi, kebakaran. Kejadiannya sekitar pukul 11 malam. Disaat semua orang tertidur. Diduga, api muncul dari korsleting listrik. Rumahnya tingkat, namun karena lantai atas hampir 70% materialnya kayu, api jadi cepat menyebar.

Saat kebakaran terjadi, warga hanya mampu ‘menonton’ dan membantu memadamkan api dengan menyiram seadanya. Karena kebetulan, daerah tersebut sedang musim kering. Akses untuk menuju lokasi juga agak jauh. Mobil pemadam kebakaran tiba setelah rumah sudah menjadi puing-puing.

Tampak depan..
Ludes tak tersisa..
Halaman belakang berikut sebuah bangkai mobil..

Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari beberapa kejadian tersebut. Setelah kejadian itu, gue jadi lebih waspada untuk meriksa gas setelah make kompor. Cabut kabel yang masih nyolok di saklar kalo udah ga dipake. Dan yang paling sering gue lakukan sekarang adalah, marahin anak kecil yang main petasan di depan rumah gue.

Jadi, intinya adalah waspadalah...waspadalah!

Semoga untuk para korban kebakaran dimanapun kalian berada bisa diberikan ketabahan. Tuhan punya rencana dibalik kejadian ini.

Krisna Pratama
@milikpribumi
milikpribumi[at]gmail[dot]com

2 comments:

  1. yaampun bisa gitu ya? duh kasian...
    semoga tuh yang punya rumah bisa ikhlas nerima musibah kaya gitu. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, itu kejadian setahun yang lalu. Kejadiannya tiga hari sebelum Lebaran. Tapi sekarang, si korban udah move on kok.. :)

      Delete